Tuesday, January 29, 2019

Kebudayaan dalam paradigma Arsitektur

January 29, 2019 0

Memahami :  Apa itu budaya ?

Budaya adalah sistem yang kompleks perilaku, nilai-nilai, keyakinan, tradisi dan artefak, yang ditularkan melalui generasi. Mari kita menemukan makna budaya, dan signifikansi dalam kehidupan individu dan masyarakat. dan ketika kita berbicara tentang budaya, untuk menghidupkan budaya itu sendiri ialah dengan cara berbudaya. Berbudaya merupakan proses belajar tentang bagaimana suatu budaya bisa terealisasikan oleh suatu individu/kelompok. 

Ketika suatu individu / kelompok mulai berbudaya, yakni ada suatu proses baru dalam mengembangkan budaya, disinilah suatu kebudayaan muncul. Kebudayaan yang terjadi akibat suatu budaya yang selalu diterapkan oleh suatu individu / kelompok (yang disebut berbudaya).

ada sebuah indentifikasi mengenai perbedaan antara naluri, akal, dan budaya. Naluri merupakan sebuah hal yang sifatnya intern disetiap individu manusia, dimana sifat alamiah yang dimiliki seorang insan ketika diciptakan oleh Tuhannya. Naluri ini dapat ditemui ketika seorang manusia harus makan ketika lapar, dan naluri yang didapatkan adalah mencari suatu hal yang bisa dimakan, lalu ia makan. Tetapi tidak cukup dengan Naluri, yang bisa kita lihat pada zaman Orang purba yang dikisahkan oleh beberapa peneliti barat. 

Selanjutnya adalah akal, dimana setelah naluri berkembang terus menerus, akal mulai tumbuh, dimana dengan akal, solusi akibat suatu permasalahan akan terakomodir melalui suatu pikiran yang disalurkan melalui suatu aktivitas tubuh. Dengan akal, seseorang mulai menyadari akan pentingnya kehidupan ini, bukan hanya tentang bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan primer seperti makan, tidur, dan buang air. Akan tetapi, dengan akal, manusia mulai menyadari tentang bagaimana kebutuhan hidup bisa berkembang, yang tumbuhlah sebuah kebutuhan sekunder, seperti memiliki pakaian (dizaman purba), berpenampilan yang baik, belajar banyak hal tentang dunia ini, mencari solusi sebuah alat - alat yang bisa membantu keberlangsungan hidup, maupun tempat berlindung yang nyaman untuk dihuni, yang jelas tidak sekedar untuk tidur semata.

Ketika akal tumbuh, maka muncullah sebuah budaya, dimana proses belajar mulai terjadi. banyak hal yang terjadi akibat akal yang berfikir mengenai solusi permasalahan dan aktivitas tubuh inilah yang menyalurkan, dimana aktivitas - aktivitas tersebut disebut dengan budaya. Contohnya adalah bagaimana mereka berfikir akan kebutuhan primer dengan bercocok tanam, maka aktivitas mereka adalah bercocok tanam, dan maka dari itu budaya yang muncul adalah bertani. Begitu pula dengan membangun sebuah peradaban atau dalam konteks sederhana membangun sebuah ruang tempat tinggal, dimana sebuah akal mengatakan tentang bagaimana kita bisa beristirahat dengan baik, nyaman, dan aman, lalu aktivitaslah yang menyalurkannya, dan budaya yang muncul adalah mereka membangun peradaban suatu adat dengan konsep bangunan tertentu, contohnya suku maya di Amerika dimana dengan bangunan yang diberi nama Altun HA, dengan ciri berbentuk kombinasi piramida dengan kubus dibagian tengah, menjadikannya sesuatu budaya yang unik pada zamannya hingga sekarang ini.




Kebudayaan

kebudayaan merupakan pikirian atau karya dan hasil karya yang dihasilkan dari proses belajar. Kebudayaan memiliki 3 makna yang berbeda tetapi memiliki satu kesatuan yang solid, yaitu
1. Ideal, dimana hal ini mengenai tentang nilai, gagasan, peraturan, dan norma sebuah kebudayaan yang berlaku disuatu tempat dan adat
2. Sistem sosial, terdapat sebuah pola kelakukan manusia dalam masyarakat yang berbeda dengan satu dengan yang lainnya.
3. Fisik, dimana sebuah kebudayaan menghasilkan sebuah benda peninggalan atau biasa disebut dengan sebuah benda hasil karya. Dalam kebudayaan, seseorang akan mengingatnya dan mempercayainya dengan meninggalkan sebuah benda - benda fisik, yang tentu ini bukan sebuah proses kesengajaan, tetapi kebutuhan.

Salah seorang ahli bernama Van Peursen (1977) pernah membuat pola dimana kebudayaan merupakan sebuah endapan dari kegiatan aktivitas manusia pada sebuah daerah atau komunitas. 

Jelas rasanya, ketika kita harus mengetahui bahwa kebudayaan memiliki fungsi. Fungsi utama dari sebuah kebudayaan adalah Memenuhi Kebutuhan. hal ini jelas konteksnya dimana kebutuhanlah yang menjadikan budaya berada, dan sebaliknya budaya pula yang menjadikan sebuah kebutuhan berada, hal ini terus berkaitan keberlangsungannya.

Dalam keberlangsungannya, suatu individu maupun masyarakat/komunitas, ketika membangun sebuah kebudayaan pasti mengalami suatu hal yang bernama Trial & Error, yang maknanya mencoba dengan bereksprerimen dan Kesalahan atau kegagalan, dan hal ini wajar adanya, dimana suatu solusi akan muncul dan berkembang. mengapa hal ini terjadi ? karena pada dasarnya ketika kita diberikan sebuah stimulus, maka akan muncul respon untuk menghadapi permasalahan - permasalahan tersebut, dimana akal hal yang merespon dan mengolah bagaimana mengatasi dan membuat hal kreativitas dan inovatif dalam mengembangkan solusi yang harus dikeluarkan.



Pola yang di cetuskan oleh Victor Papanek



Keterkatian antara Kebudayaan, Kebutuhan, dan Arsitektur

Diatas telah banyak disinggung mengenai sebuah kebutuhan yang selalu berkesinambungan dengan sebuah kebudayaan. Mengapa hal ini terjadi ? hal ini dikarenakan sebuah kebudayaan adalah proses belajar yang menghasilkan ideal, sistem sosial, dan fisik. Dari siitu kita bisa menelaah bahwa ketika akal berfikir dan melakukan sebuah aktivitas yang berbudaya, maka timbulah sebuah kebutuhan bagaimana cara merealitasikan hal tersebut, maupun sebaliknya, ketika kita membutuhkan sesuatu maka ada hal yang harus dilakukan, maka hasilnya adalah sebuah kebudayaan. 

Contoh Penerapannya mengenai kebudayaan, kebutuhan, dengan arsitektur, bisa kita lihat dibawah ini,

Kebudayaan → Kebutuhan

dimaknai dengan Kebudayaan menghasilkan kebutuhan. Contohnya :
Islam di Jawa → Masjid
Hindu di Bali → Pura

Bisa kita lihat contoh diatas, bahwa kebudayaan islam yang ada dijawa dan kebudayaan hindu dibali. Dengan adanya kebudayaan yang ada, maka dibutuhkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Disini, konteks keduanya sama, yaitu memerlukan tempat peribadatan, dimana islam di Jawa membutuhkan tempat ibadah, yaitu masjid, dan hindu di bali membutuhkan tempat ibadah, yaitu Pura. 

Hal ini menunjukan bahwa kebudayaan yang berbeda, maka menghasilkan kebutuhan yang berbeda pula, tergantung konteks yang berlaku. adapun hal sebaliknya dimana kebutuhan menghasilkan kebudayaan yang berbeda, bisa kita lihat dibawah ini, 

Kebutuhan → Kebudayaan

dimaknai dengan kebutuhan menghasilkan kebudayaan. Contohnya :
Tempat Bernaung → Rumah Tradisional di Jawa
Tempat Bernaung → Rumah Tradisional di Sumatra, Bali, Kalimantan, dsb.

Ketika kita membicarakan tentang suatu kebutuhan, maka sering kali kita mendapatkan kebutuhan yang sama, namun jika melihat konteksnya, kebudayaan yang dihasilkan akan berbeda. Walaupun kebutuhan sama, tapi dalam kebudayaan tetaplah berbeda, karena kebudayaan terlahir melalui jati diri suatu individu atau kelompok/komunitas, yang jelas setiap jati diri suatu entitas berbeda dengan entitas lainnya. 

Mengapa kita harus mempelajari Kebudayaan dalam Paradigma Arsitektur ?

 Dalam arsitektur, kita dituntut untuk mendapatkan sebuah filosofi, konsep, dan unsur penting lainnya dengan jelas. Salah satu untuk mendapatkan konsep yang jelas adalah dengan bagaimana kita mempelajari suatu kebudayan yang ada pada tatanan masyarakat dimana sebuah lingkungan binaan atau karya arsitektur akan hadir di tempat tersebut. Dengan mempelajari sebuah kebudayaan, karya arsitektur jelas memiliki makna yang mendalam, dan jelas rasanya suatu apresiasi akan hadir didalamnya, baik  yang berasal dari kalangan arsitek itu sendiri maupun kalangan awam. 

Maka dari itu, ini adalah sebuah awalan bagaimana kita mempelajari arsitektur yang ilmunya sangat luas. Semoga artikel yang berjudul Kebudayaan dalam paradigma Arsitektur ini bermanfaat bagi kalian semua. Artikel ini berasal dari pengembangan materi yang telah disampaikan oleh Dosen saya, Prof. Dr. Shaom Barliana, semoga beliau senantiasa diberi kebaikan atas ilmunya yang bermanfaat ini. Terimakasih juga kepada Sumber - Sumberlainnya (Google & Google Image). Dan jangan lupa untuk selalu membaca artikel lainnya di Noor Hakim Architect Blog, semoga selalu membantu permasalahan dan rasa penasaran kalian semua.


Monday, January 28, 2019

Alternatif dinding bermotif selain menggunakan Wallpaper

January 28, 2019 0

Wallpaper merupakan sebuah solusi bagi seorang penghuni yang menginginkan sebuah kesan, tekstus, dan tampilan yang kurang monoton akibat dinding yang di cat polos. Dengan hadirnya wallpaper sebagai media untuk mengekspresikan warna, design, dan suasana baru, maka penghuni akan merasa lebih hidup, tergantung dengan wallpaper yang digunakan. Namun, apakah hanya wallpaper solusi satu - satunya dalam menghias dinding yang polos ?

Ternyata dengan semakin banyaknya alternatif bahan material yang dikembangkan oleh banyak para peneliti, telah hadir pula solusi baru tentang bagaimana mengekspresikan, memperindah, mempercantik, dalam design sebuah ruang. berikut adalah 2 Alternatif dinding bermotif selain menggunakan Wallpaper,

1. Digital  Printing


Anda dapat membuat desain motif apapun, sesuai dengan konsep yang telah direncanakan atau disesuaikan dengan keinginan penghuni dengan bantuan Komputer. Anda juga dapat membuat sketsa secara manual, yang dapat anda scan untuk pemberian warna secara digital. Selanjutnya dapat anda cetak dengan bantuan teknologi digital printing.

Bahan digital printing yang digunakan adalah bahan stiker dengan mutu dan kualitas  yang baik demi mendapatkan hasil yang optimal. Bahan stiker ini dapat langsung direkatkan ke bidang dinding.

Bahan stiker sebaiknya juga diberikan finishing berupa pelapis laminating yang berfungsi melindungi permukaannya dari kotoran, baik debu, noda, dan lainnya. Serta supaya mudah dibersihkan. Laminating yang dipakai dapat berjenis dof (tidak glossy/ tidak mengkilap.

Untuk proses pembuatannya, anda cukup mendesign sketsa maupun langsung digital, dan bisa anda serahkan kepada beberapa toko digital printing. Untuk harga relatif sesuai dengan kondisi tempat, waktu, dan kualitas, dengan rentan 10 - 50 ribu per m2.

2. HPL (High Pressure Laminate)


HPL (High Pressure Laminate) adalah material yang terbuat dari susunan partikel serbuk kayu yang di-press (ditekan) dengan tekanan berkisar 100kg/cm yang kemudian diproduksi ke dalam bentuk lembaran. HPL berlapis melamine resin dan phenolic resin. Dengan kata lain, HPL terbuat dari kertas sejenis plastik khusus berkualitas tinggi yang dilapisi melamin untuk menjadi bentuk dan kekuatannya.

HPL biasanya digunakan untuk melapisi pintu, dinding, kitchen set, lemari pakaian, meja kerja, penutup furniture dan lainnya. Umumnya HPL berukuran 1,2m x 2,4m. Ketebalannya berkisar 0,8mm hingga 1,6 mm. HPL memiliki beragam pilihan motif, mulai dari motif geomteris, floral, abstrak, polkadot hingga batik.

Anda juga dapat membuat pola sendiri pada HPL sesuai dengan selera dan keinginan Anda. Ini dapat diterapkan untuk HPL jenis Custom Laminate dengan teknik modifikasi berupa digitital Printing.

HPL Terdiri dari 2 Tipe

1. Tipe PostForm

Banyak dipakai untuk aplikasi sudut bidang yang berlekuk atau tidak bersudut tajam.

2. Tipe non PostFrom

Bnyak dipakai untuk aplikasi bidang datar.

Keunggulan HPL
  • Kuat
  • Stabil
  • Fleksibel
  • Tahan Goresan
  • Indah
  • Tahan Air
  • Tahan Panas
  • Tahan terhadap jamur maupun kotoran
  • Tahan terhadap bahan kimia
  • Efisien dan relatif cepat dalam pemasangannya
  • Praktis dan mudah di aplikasikan
  • Memiliki beragam motif maupun warna bahkan motif yang dapat dipesan secara khusus
  • Warna dapat bertahan lama
  • Ramah lingkungan
  • Tidak mudah terkelupas karena proses pembuatannya dipres dengan mesin bertekanan dan bertemperatur tinggi
  • Perawatan mudah, cukup diberihkan menggunakan lap agak basah maupun lap kering.

Pemasangan HPL
  1.  Untuk pemasangan Wallpaper maupun HPL dapat langsung dilakukan pada dinding bangunan dengan cara drekatkan dengan lem khusus. Sedangkan digital printing berupa bahan stiker dapat langsung ditempelkan tanpa menggunakan tambahan lem lagi.
  2. Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya anda membuat bidang rangka sebagai tempat untuk "menempelkan" wallpaper, digital printing atau HPL. Dengan demikian, bila dinding mengalami kelembaban akibat retak atau bocor, maka tidak langsung merusak wallpaper, digital printing, dan juga HPL. Aplikasi teknik tersebut akan lebih awet, rata, dan rapi.
  3. Rangka dapat dibuat dari kayu (kayu kaso jenis borneo), alumunium, baja ringan, maupun material berupa besi hollow. Besi Hollow dapat dipilih dengan pertimbangan harga yang lebih ekonomis. Untuk rangka dapat dipakai besi hollow berukuran 4cm x 4cm.
  4. Setelah rangka besi hollow dibuat, rangka tersebut dapat dipasang ke bidang dinding beton dengan dynabolt (mur dan baut). Rangka berjarak sekitar 5 cm dari bidang dinding. Selanjutnya dipasang penutup rangka dari bahan kayu lapis (Plywood) berupa triplek atau multiplek dengan cara di sekrup. Selanjutnya tinggal dipasang wallpaper atau HPL dengan memakai perekat khusus yang kuat. Bila menggunakan digital printing bahan striker, dapat langsung dipasang tanpa menggunakan lem lagi.
 Semoga artikel berjudul Alternatif dinding bermotif selain menggunakan Wallpaper ini bermanfaat bagi para pembaca dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa sumber : google.com (Image) dan Buku 55 ide dan konsep Desain Arsitektural Unik plus Material dan Pembuatannya karya Aditya, ST. Jangan lupa untuk mengisi kolom komentar baik dengan saran maupun kritik demi kelancaran dan membangun blog ini menjadi lebih baik lagi.

28 Desain Eksterior Modern terbaik 2019

January 28, 2019 0
Eksterior merupakan sebuah nampak luar dari sebuah ruangan atau bangunan(sejenisnya). Dalam desain sebuah eksterior, fungsi arsitektur sebagai penentu atau penanda strata sosial bisa nampak pada fasad yang di munculkan. Moderim telah mulai dikembangkan, dimana eksterior dan fasad fasad bangunanpun terpengaruh olehnya, mulai dari cubism, minimalist, hingga parametrik. 































Semoga artikel berjudul 28 Desain Eksterior Modern terbaik 2019 ini bermanfaat bagi para pembaca dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa sumber : google.com (Image) dan berbagai sumber lainnya. Jangan lupa untuk mengisi kolom komentar baik dengan saran maupun kritik demi kelancaran dan membangun blog ini menjadi lebih baik lagi.


Membuat Hasil Pengecatan Menjadi Maksimal

January 28, 2019 0


Cat adalah istilah umum untuk istilah keluarga produk yang dipakai untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan lapisan berpigmen. Cat juga dapat di definisikan sebagai bahan yang dilapiskan pada suatu objek atau permukaan dengan tujuan memberikan penampilan yang lebih indah dan melindungi objek atau permukaan dari kerusakan. Jadi, cat dibuat dengan tujuan dekorasi dan proteksi (melindungi dari sinar Ultraviolet (UV) Matahari, karat, jamu, korosi, serta sebagai pelapis anti bocor/anti rembes).

Karakter utama dari cat adalah mampu melekat pada suatu objek atau permukaan dengan kuat. Istilah lain dari cat adalah coating, yang berarti "melapisi".  Bahan dasar dari cat terdiri dari lima bahan pembentuk utama, yaitu :
  1. Binder atau resin
  2. Pigmen  atau filter
  3. Dyestuff (pewarna)
  4. Thinner (pengencer)
  5. Additive

Cat membutuhkan bahan pengencer supaya proses pengecatan dapat dilakukan dengan mudah. Ada dua jenis bahan pengencer cat yang umumnya dijumpai.

1. Air (waterbase)

  • Banyak dipakai untuk dinding bangunan yang terbuat dari beton.
  • Memiliki ciri khas lembut dan tidak mengkilap

2. Minyak (Solventbase)

  • Menggunakan minyak cat
  • Ciri khasnya mengkilap, mudah dibersihkan, dan tahan terhadap air

Hal yang harus dilakukan sebelum pengecatan

 1. Permukaan dinding benar - benar kering

 Pengecatan dilakukan paling tidak 28 hari atau 1 bulan setelah acian dinding selesai dikerjakan. Setelah 28 hari (1 bulan), dinding diperkirakan sudah kering luar dalam.

2. Memeriksa kelembaban permukaan dinding

Anda dapat menggunakan alat bernama protimeter. Alat ini berfungsi untuk mengukur kadar air yang terdapat pada dinding. Dinding yang siap dicat adalah bila kadar airnya sebesar 6% - 16%. Jika kadar airnya melebihi 22%, maka pengecatan harus ditunda. kondisi dinding masih bersifat alkalis (basa) dan dapat merusak lapisan cat.

3. Memeriksa kadar alkali dinding

Untuk memeriksanya, anda dapat menggunakan kertas Universal Indicator PH (untuk mengukur tingkat PH). Tempelkan ke bidang dinding yang telah dibahasi dengan air bersih. Bandungkan warna kertas yang ditempelkan tadi dengan petunjuk warna yang terdapat pada kotak kertas Universal Indicator PH. Jika kadar PH menunjukan angka lebih kecil dari 8, berarti dinding belum siap dicat.

4. Membersihkan permukaan dinding

Permukaan dinding sebaiknya dibersihkan dari pengkristalan garam, bekas percikan semen, pengapuran, debu, noba, kotoran, dan minyak. Caranya dengan menggosok permukaan dinding dengan kertas amplas kasar, lalu bersihkan dengan lap basah atau dicuci dengan air bersih.

Perlu diperhatikan

Untuk waktu pengecatan, sebaiknya dilakukan pada saat siang hari. Ini dilakukan supaya cat dapat cepat mengering dan merata. Perkembangan teknologi cat yang cepat telah melahirkan  produk baru bernama paint additive. Cat ini merupakan pengencer cat yang memiliki fungsi sebagai penambah kualitas cat dinding eksterior. Menggunakan bahan dasar akrilik, maka anda tidak perlu melapisi dinding eksterior lagi dengan cat dasar. Anda cukup mencampurkan paint additive ini ke cat finish dinding.

Semoga artikel berjudul Membuat Hasil Pengecatan Menjadi Maksimal ini bermanfaat bagi para pembaca dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa sumber : google.com (Image) dan Buku 55 ide dan konsep Desain Arsitektural Unik plus Material dan Pembuatannya karya Aditya, ST. Jangan lupa untuk mengisi kolom komentar baik dengan saran maupun kritik demi kelancaran dan membangun blog ini menjadi lebih baik lagi.


6 Cara Finishing atau Pelindung Material Kayu

January 28, 2019 0
Kayu merupakan bahan alami yang jumlahnya jelas terbatas. Dengan jumlahnya yang terbatas, maka penggunaan material ini perlu diadakan perawatan yang baik sehingga tidak terlalu banyak menggunakan material kayu tambahan atau pengganti. Kayu merupakan material yang mudah sekali terpengaruh baik oleh cuaca, perubahan suhu, maupun unsur hara, seperti rayap. Maka dari itu perlu perawatan yang baik, yaitu dengan cara finishing atau Pelindung material kayu tu sendiri. disini saya akan membagikan 6 Cara Finishing atau Pelindung Material Kayu. Silahkan simak berikut ini,

Material Finishing

1. Shellac (Pelitur)

  • Sellac dikenal juga dengan istilah pelitur atau politur 
  • Pelitur adalah bahan cat yang berasal dari sekresi insektisida
  • Pelitur biasanya berbentuk serpihan atau batangan yang dicairkan dengan alkohol. Namun ada juga pelitur dalam bentuk yang siap pakai dengan komposisi alkohol yang tepat.
  • Bahan ini memiliki kadar kepadatan yang sangat rendah
  • cara aplikasinya menggunakan kuas. Dapat juga menggunakan kain.
  • Keunggulan pelitur adalah murah, mudah didapatkan dan aplikasinya mudah dilakukan.
  • Penggunakan pelitur dapat diulang secara berkala jika sudah memulai tampak memudar.
  • Saat ini juga sudah banyak di produksi pelitur dari bahan sintetis.

2. Vernis (Vernish)

  • Vernish terbuat dari resin alami atau resin sintetik yang dicampur dengan linseed oil, ditambah dengan aditif drying agent (bahan pengering) dan dilarutkan dalam terpentin.
  • Resin merupakan semacam getah yang diperoleh dari alam, baik dari tanaman (seperti dari pohon pinus dan pohon damar), dari hewan (sekresi serangga) dan dari petrokimia.
  • Linseed oil termasuk minyak alami yang dapat mengering (natural drying oil)
  • Secara umum vernish adalah lapisan akhir transparan yang umumnya digunakan untuk kayu. Fungsi vernis memang bukan untuk memberi warna, karena itu vernish tidak memiliki pigmen warna seperti cat finish. Fungsi vernish adalah memperkuat dan memberikan perlindungan lebih.
  • Tampilan akhir vernish sangat beragam seperti semi-gloss dan glossy
  • Vernis agak lambat keringnya sehingga harus diaplikasikan diruangan yang bersih dengan temperatur udara yang agak tinggi.
  • Cara aplikasinya menggunakan kuas.
  • Vernis tidak boleh diaduk karena dapat mengakibatkan munculnya busa - busa kecil diatas permukaan objek yang dilapisinya.
  • Vernis memiliki film yang lebih tebal dari pelitur dan dapat dikombinasikan dengan pelitur, yaitu pelitur pada lapisan pertama dan vernis sebagai lapisan keduanya.
  • Keunggulan vernish adalah murah, mudah didapat dan aplikasinya mudah dilakukan.

 3. Oil Finish (Teak Oil)

  • Oil finish terbuat dari oil yaitu teak oil atau linseed oil. Keduanya merupakan natural oil (minyak bumi) yaitu minyak yang diperoleh dari unsur - unsur alam, yaitu dengan cara mengambil minyak tanaman dari batang, biji atau buahnya yang hasilnya berwujud minyak cair.
  • Teal oil atau linseed oil termasuk minyaj alami yang dapat mengering (natural drying oil).
  • Cara aplikasinya menggunakan kuas, namun dapat juga dengan dicelup kemudian dilap sampai kering. Oil akan masuk kedalam pori pori kayu.
  • Untuk mempercepat proses pengeringan biasanya ada produsen cat yang menambahkannya dengan sedikit resin yang sifatnya air dry.
  • Keunggulan oil finish adalah murah, mudah didapat, aplikasinya mudah, penetrasi ke dalam kayu sangat bangus dan sangat handal dipakai di area luar (outdoor).

4. NC (NitroCellulose)

  • Terbuat dari campuran resin alkyd yang dikombinasikan dengan selulosa.
  • Resin alkyd merupakan salah satu jenis resin sintesis (synthetic resin) yang dibuat dari bahan kimia dan dimasak pada suhu tinggi. Bahan ini diencerkan dengan solvent.
  • NC Diaplikasikan dengan kuas atau disemprot.
  • Keunggulan NC adalah mudah didapat, relatif cukup murah, sangat cepat kering, film yang terbentuk cukup tebal, hasil aplikasi terlihat natural, aplikasinya mudah, tahan terhadap bahan kimia dan tingkat kilapnya indah.

5. Melamine

 

  • Melamine (melamin) sering disebut juga dengan melamik.
  • Melamin adalah cat dua komponen. Komponen pertama terbuat dari resin alkyd yang dikombinasi dengan resin amino (salah satu resin sintesis), sedangkan komponen kedua adalah katalis yang biasanya terbuat dari asam.
  • Melamin dapat menampilkan permukaan kayu menjadi sangat halus dan licin sehingga kayu tampil lebih mewah.
  • Tampilan akhir melamin sangat  beragam sepertii dof dan mengkilap.
  • Pengencer untuk melamin menggunakan solvent
  • aplikasinya dilakukan dengan cara disemport maupun menggunakan kuas.
  • keunggulan melamin adalah cepat kering, daya lekatnya baik, menutup pori,  tahan terhadap bahan kimia dan tingkat kilapnya indah.

6. PU (PolyUrethane)

 

  • PU terbuat dari dua komponen yaitu polyol dan isosianat.
  • PU merupakan jenis finishing yang paling tebal lapisan filmnya
  • PU dilarutkan dengan solvent.
  • Aplikasinya dilakukan dengan cara disemprot.
  • Keunggulan PU adalah menutup pori, tingkat kilapnya indah, tahan terhadap goresan, tahan terhadap bahan kimia dan daya lekat yang baik.
  • Daya tahan PU terhadap panas dan air sangat baik sehingga PU sangat cocok untuk material kayu yang diletakan diarea eksterior (area luar).

Penjelasan

Selain finishing tersebut diatas, terdapat beberapa jenis finishing lainnya seperti, acrylic, vinyl, synthetic alkud, precat, dan beberapa lainnya. Biasanya pelitur memeberikan kesan kayu yang lebih alami sedangkan vernis memberikan kesan kayu yang lebih mengkilap. Namun saat ini seiring dengan perkembangan teknologi bahan material telah terdapat berbagai pilihan warna - warna semi transparan untuk bahan finishing tersebut. Pilihan warnanya beraneka ragam, ada yang berwarna coklat, kuning, merah, hingga biru.

Umumnya pelitur dan Vernis digunakan untuk finishing kayu yang diletakan di area luar bangunan (outdoor/eksterior). Sedangkan untuk finishing kayu yang diletakan diarea dalam bangunan (interior) dapat menggunakan melamin, NC(NitroCellulose) dan PU(PolyUrethane). Sebelum material kayu diberi finishing berupa pelitur atau vernis maupun jenis lainnya, sebaiknya kayu dibersihkan dari kotoran noda, debu dan lainnya. Supaya finishing dapat melekat dengan baik dan sempurna nantinya.

Finishing kayu berdasarkan komponen penyusunnya

Secara umum, berdasarkan komponen penyusunnya, finishing kayu dapat dibagi atas :

1. Pelapis 1 komponen

  1. Yaitu bahan pengencernya hanya menggunakan thinner solvent
  2. contohnya adalah pelitur, NC, dan cat duco.
  3. pelapis 1 komponen memiliki ciri yaitu tetap mempertahankan tekstur alami kayu
  4. jenis pelapis ini umumnya dipakai pada material kayu yang diperuntukan untuk eksterior
  5. Keunggulan utama dari pelapis 1 komponen adalah kayu menjadi mudah untuk di Finish ulang

2. Pelapis 2 komponen

  1. Yaitu bahan pengencernya menggunakan thinner solvent ditambah dengan zat kimia lain.
  2. Contohnya adalah melamin dan PU (PolyUrethane).
  3. jenis pelapis ini kaan menghasilkan permukaan yang halus, licin, dan anti gores pada kayu. Dengan demikian tekstur alami kayu hilang.


Pada umumnya finishing kayu memiliki 3 pilihan lapisan permukaan :
  1. Mengkilap (glossy)
  2. semi mengkilap
  3. tidak mengkilap (dof)
Bahan finishing kayu umumnya memilii 3 jenis tampilan warna :
  1. Transparan color
  2. Semi transparan color
  3. Opaque (solid) color.

 Semoga artikel berjudul 6 Cara Finishing atau Pelindung Material Kayu ini bermanfaat bagi para pembaca dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa sumber : google.com (Image) dan Buku 55 ide dan konsep Desain Arsitektural Unik plus Material dan Pembuatannya karya Aditya, ST. Jangan lupa untuk mengisi kolom komentar baik dengan saran maupun kritik demi kelancaran dan membangun blog ini menjadi lebih baik lagi.

Sunday, January 27, 2019

Sheet Metal dan Cara Pembuatanannya

January 27, 2019 0





Sheet metal adalah material berupa logam yang berbentuk lembaran yang relatif cukup tipis. Di Indonesia sendiri sudah cukup banyak dijumpai, baik di banyak tempat tinggal bahkan di kendaraan atau transportasi umum, contohnya angkot dengan pemakaian sheet metal pada bagian "lantai" angkot kebanyakan. Sheet Metal merupakan jenis material dalam industri pemrosesan metal (metal working).



Jenis Logam Sheet metal ada beragam, misalnya dari bahan baja dan besi, alumunium serta stainless steel. Adapun keberagaman ukuran pada masing - masing jenis Sheet Metal, misalnya
  • Bahan baja dan besi memiliki ketebalan 1 mm - 20 mm
  • Bahan alumunium memiliki ketebalan 1mm - 4 mm
  • Stainless steel dengan ketebalan 1mm - 12 mm

 Proses Pembuatan

Untuk proses pembuatan Sheet Metal, dapat disimak sebagai berikut,
  1. Buat terlebih dahulu motifnya, lalu metal lembaran dipotong dengan bantuan alat pemotong laser (sinar laser), ditekuk dan dibentuk mengikuti pola yang di inginkan. Umumnya pemotongan ini dikerjakan di pabrik. Jadi, anda tinggal memberikan contoh motif dan pola kepada pihak pabrik.
  2. Buat juga rangka untuk menempelkan motif material Sheet Metal. Rangka dapat dibuat dari bahan alumunium, baja ringan, atau besi hollow. Sebaiknya, pilih besi hollow karena harganya yang lebih murah.
  3. Selanjutnya, "tempelkan" motif sheet metal kebidang dinding beton (yang telah ditentukan dalam desain) menggunakan Dynabolt (mur dan baut).
  4. Untuk finishing akhir, anda dapat menggunakan cat minyak atau cat logam/besi (pilih warna sesuai dengan keinginan atau konsep design yang kalian rancang).



Semoga artikel berjudul Sheet Metal dan Cara Pembuatanannya ini bermanfaat bagi para pembaca dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa sumber : google.com (Image) dan Buku 55 ide dan konsep Desain Arsitektural Unik plus Material dan Pembuatannya karya Aditya, ST. Jangan lupa untuk mengisi kolom komentar baik dengan saran maupun kritik demi kelancaran dan membangun blog ini menjadi lebih baik lagi.